Idealisme, Apakah Hanya Sekadar Antusiasme Awal?

Hasil gambar untuk study

"Aku sih tidak mau melakukan penelitian yang biasa-biasa saja, harus penelitian yang berbeda dari mahasiswa lain dan komprehensif."
Ujaran semacam itu cukup banyak terjadi pada mahasiswa-mahasiswa yang baru mengambil mata kuliah skripsi. Bayangan cerah dan lancar sudah terpapar dan memanjakan benak di awal pengambilan mata kuliah ini. Ya, bayangan optimis dan idealisme akan karya diri sendiri. Namun, lambat laun, tidak sedikit mahasiswa yang sudah memupuk harap yang tinggi ini, gugur sedikit demi sedikit.
Jenis gugurnya bisa jadi karena dua hal, yaitu gugurnya mahasiswa tersebut yang ditandai dengan menghilang dan flight dari pengerjaan skripsi. Atau gugurnya ide akan pengerjaan skripsi itu sehingga berubah haluan menjadi "apa saja yang penting selesai". Perombakan haluan ini bukanlah hal yang aneh, percayalah. Perencanaan yang tidak matang sangat rentan menghadapi hal seperti ini, termasuk skripsi.
Idealisme merupakan suatu hal yang perlu diperjuangkan, tetapi harus dapat terukur sesuai dengan kemampuan. Ketika kita akan mencanangkan suatu perjalanan menuju bulan, kita harus sudah memikirkan, mencari tahu kendaraan, dan mempersiapkan apa yang perlu kita lakukan. Sama seperti skripsi, ketika kita ingin mencanangkan master piece dalam wujud "buku kuning" dengan nama beserta nomor mahasiswa kita di cover-nya, kita harus mengetahui segala hal mengenai penelitian yang akan kita lakukan.
Pertama, sumber pustaka yang tersedia. Semakin unik dan kompleks suatu penelitian, semakin sulit pula dalam mencari acuan pustaka yang dapat membimbing secara langsung. Biasanya, buku atau sumber artikel jurnal yang beredar tidak memberikan gambaran sespesifik yang kita harapkan. Kita harus curi start terlebih dahulu mengenai sumber pustaka yang kita maksud dan memahaminya.
Jika kita tidak mempunyai mental atau determinasi yang kuat untuk mengawali terlebih dahulu dibanding yang lain, sudah jelas kemungkinan kita menjalankan master piece yang kita rencanakan itu tidak akan dapat berjalan dengan mulus. Ingat, no pain, no gain!
Kedua, kita harus menyadari dan menghitung waktu dengan rapi dan realistis. Pada umumnya, manusia cenderung untuk melakukan kesalahan dalam memprediksi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan sesuatu. Hal itu dapat terjadi di berbagai macam bidang, baik itu proyek pembangunan, pertemuan yang dibutuhkan agar efektif, hingga penelitian pada skripsi yang dilakukan mahasiswa. Hal ini disebut dengan fenomena planning fallacy.
Kita harus sadar akan hal itu dan berusaha memperbaikinya. Janganlah kita masih tetap bersikap naif dengan optimistis yang tidak realistis dalam melakukan perencanaan. Jika kita hanya menghitung kondisi terbaik dengan keadaan yang selalu lancar tanpa hambatan, sudah hampir dapat dipastikan bahwa waktu yang kita rancang akan peleset.
Pada penelitian biasa saja pengerjaan skripsi membutuhkan waktu, apalagi bila penelitian yang ingin dilakukan kompleks dan unik. Tentunya kita harus sadar dan siap untuk mengorbankan waktu lebih. Ya, kita harus siap untuk lulus lebih lama dibandingkan kawan seangkatan kita yang mengambil penelitian yang kita anggap "biasa" saja itu.
Hanya segelintir orang saja yang bisa mengerjakan master piece pada jangka waktu yang relatif singkat. Hal itu hanya terjadi pada orang yang jenius, beruntung, punya determinasi yang teramat sangat kuat, atau ketiganya. Jadi, ya jangan dengan mudahnya kita merasa bahwa kita termasuk dalam kategori tersebut. Beneran deh.
Ketiga, konsisten dan komitmen. Setelah kita mencari sumber daya yang dibutuhkan dan membuat perencanaan yang matang, kita harus mau untuk komitmen dan konsisten dalam komitmen mengerjakan itu. Prediktor terkuat orang sukses bukanlah IQ atau EQ, melainkan gritGrit atau ketabahan atau determinasi yang kuat merupakan prediktor terkuat seseorang untuk menjadi sukses.
Begitu pula pada pengerjaan skripsi. Ketika kita sudah mengawali dengan baik, terus tanamkan pada diri kita untuk menyelesaikan apa yang kita mulai dengan sungguh-sungguh. Jika kita tidak menanamkan hal ini sejak awal dan terus-menerus, kasus "gugur"-nya mahasiswa dalam pengerjaan skripsi seperti yang di atas kemungkinan besar dapat menimpa kita juga. So, plan it carefully and be committed to what we have planned.
A dram doesn’t become reality through magic; it takes sweat, determination, and hardwork. -Collin Powell.
Sumber gambar: Ribttes.com
Sumber tulisan: https://www.selasar.com/jurnal/38587/Idealisme-Apakah-Hanya-Sekadar-Antusiasme-Awal

Comments

Popular posts from this blog

The Future Education Course

Reliability and Validity of the Indonesian Version of Big Five Inventory

Social Comparison, Two-sided Sword That We Should Be Careful To